Minggu, 31 Oktober 2010

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK : Overview


Overview Proses Dasar Dalam Kelompok-Tahapan proses dasar yang terjadi dalam kelompok

Tahap Pertumbuhan Kelompok

Manusia baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, manusia melakukan berbagai upaya. Upaya tersebut selalu berpedoman kepada pengetahuan kebudayaan yang dimiliki dan digunakannya untuk mempersepsi suatu obyek yang dihadapinya dan setelah disertai dengan harapan-harapan tertentu terhadap obyek, kemudian ia bertindak sesuatu atau berperilaku tertentu terhadap obyek tersebut, baik berupa benda-benda maupun manusia lain. Hampir tidak ada upaya seorang individu yang tidak bersentuhan atau tidak memerlukan campur orang lain. Oleh karena itu manusia selalu memerlukan kehidupan berkelompok.


PROSES DASAR DALAM KELOMPOK : Storming


TAHAP STORMING : KONFLIK DALAM KELOMPOK
-Munculnya disagreement, pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan.

A. Tahap-tahap perkembangan konflik:
1. Disagreement
- Perlu segera diindentifikasi disagreementnya:
• Apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman
• Apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri jika benar-benar ada
• Menyangkut beberapa faktor situasional minor

2. Confrontation
- Dua orang atau lebih saling bertentangan → verbal attack.
- Diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok) dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok).

3. Escalation
- Pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.

4. Deescalation
- Berkurang atau menurunnya konflik
- Anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan berdebat

Mekanisme pengolahan konflik:
a. Negosiasi : secara interpersonal sengan asumsi bahwa tiap orang akan mendapatkan keuntungan dengan adanya situasi - distributive issues : negosiasi berhasil, satu pihak puas, pihak yang lain mengikuti karena pihak yang lain itu memiliki power - integrative issues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (win win solution)
b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginan individu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkan dengan perilaku aktualnya

5. Conflict Resolution
- Tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya

B. Penyebab konflik :
1. Interdepence
- Tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:
a. Ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓
b. Ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑
Deutch (1949): - pure cooperation → promotive interdependence : dengan menolong pure competition → contrient interdependence : anggota bisa meraih
tujuannya hanya jika anggota lain gagal memilihnya

2. Influence stategies
- Strategi-strategi untuk mempengaruhi orang lain, ancaman, hukuman
dan negatif reinforcement → meningkatkan konflik

3. Misunderstanding dan misperception

PROSES DASAR DALAM KELOMPOK : Forming

TAHAP FORMING
A. Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
- Energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
- Bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.

B. Pandangan Sosiobiologi
- Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis.
- Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi.

C. Pandangan Proses Pembandingan Sosial
- Leon Festinger (1950, 1954) : orang membutuhkan orang lain karena mereka membutuhkan informasi tentang diri mereka dan lingkungan mereka dan kebutuhan akan informasi. Ini hanya dapat dipenuhi dari orang lain. Individu membandingkan diri mereka dengan orang lain tentang keyakinan, opini dan sikap mereka → apakah benar, valid, sesuai.

D. Pandangan Pertukaran Sosial
- Model ketertarikan kelompok, dengan mempertimbangkan :
1. Reward
2. Cost → minimax principle (berusaha untuk mendapatkan reward yang sebesar- besarnya dan mengurangi cost yang sekecil-kecilnya).

Kamis, 21 Oktober 2010

Individu Dalam Massa

Menurut Gustave le Ban, massa itu mempunyai sifat-sifat psikologi tersendiri. Orang yang bergabung dalam suatu massa akan berbuat sesuatu, yang perbuatan tersebut tidak akan dilakukan bila individu itu trkadang dalam suatu massa. Sehingga massa itu akan mempunyai daya melarutkan individu dalam suatu massa, malarutkan individu dalam jiwa massa. Seperti dikemukakan oleh Durkheim bahwa adanya individual mind dan collective mind, yang berbeda satu dengan yang lain. Menurut Gustave Le Bon dalam massa itu terdapat apa yang dinamakan hukum mental unity atau low of mental unity (yaitu bahwa dalam massa adanya kesatuan mind, kesatuan jiwa, seperti yang dikemukakan olehnya, sebagai berikut:
Whoever be the individuals that compose it, however like ot unlike be their mode of life, thei occupations, their character, or their intellegiences, the fact that they have been transformed into a crowd puts them in possession of collective mind (Lih, Lindzey 1959)
Sedangkan menurut Allport (Lih Lindzey, 1959) sekalipun kurang dapat menyetujui tntang collective mind, tetapi dapat mamahami tentang pemikiran adanya kesamaan (conformity), tidak hanya dalam hal berfikir dan kepercayaan, tetapi juga dalam hal kepercayaan (feeling) dan dalam perbuatan yang menampak (overt behaviour). Sedangkan Mc. Dougall menekankan pada adanya homogenity dalam panic (escape mob) seperti yang dikemukakannya:
“there is one kind of objecct in the presence of which no man t\remains indifferent and shich evokes in almost all men the same emotion, namely, inpending danger, hence the sudden appearance of imminent danger the characteristic and terrible phenomena of a panic. (Lih. Lindzey, 1959)
Di sampingmsifat-sifat yang telah disebukan di atas massa itu masih mempunyai sifat-sifat antara lain, yaitu:
a. Impulsif, ini beratti massa itu akan mudah memberikan respons terhadap rangsang atau stimulus yang diterimanya. Karena sifat impulsifnya ini, maka massa itu ingin bertindak cepat sebagai reaksi terhadap stimulus yang diterimanya.
b. Mudah sekali tersinggung. Karena massa itu mudah sekali tersinggung, maka untuk membangkitkan daya gerak massa diperlukan stimuli yang dapat menyinggung perassan massa yang bersangkutan.
c. Sugestibel, ini berarti bahwa massa itu dapat mudah menerima sugesti dati luar.
d. Tidak rasional, karena massa itu sugestibel, maka massa itu dalam berindak tidak rasional, dan mudah dibawa oleh sentimen-sentimen.
e. Adanya social facilitation (F. Allport) yaitu adanya suatu penguatan aktivitas, yang disebabkan karena adanya aktivitas individu lain. Perbuatan individu lain dapat merangsang/ menguatkan perbuatan individu lain yang trgabung dalam massa itu. Menurut Tarde disebut imitation, sedangkan menurut Sighele disebut sugestion, dan menurut Gustave Le Bon sebagai Contagion and suggestion, dan dalam suasana ini terdapat suasana hipnotik (Lih. Lindzey, 1959)

Jenis, Penyebab, dan Dinamika Gerakan Massa

Jenis-jenis Gerakan Massa (Danzigers)

1.      Gerakan Massa Progresif
            → merombak norma lama, membentuk norma baru

2.      Gerakan Massa Status Quo
            → mempertahankan norma lama (konservatif)

3.      Gerakan Massa Reaksioner
            → orang yang bersikap untung-untungan
            → lebih lunak/fleksibel, tidak tegas yang penting golongannya tidak dirugikan

Penyebab Gerakan Massa
       Salah satu pandangan berpendapat bahwa manusia itu merupakan individu yang mempunyai dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang pada prinsipnya membutuhkan pemuasan atau pemenuhan. Tetapi dalam kenyataannya tidak semua dorongan atau keinginan itu dapat dilaksanakan secara baik. Dorongan atau keinginan yang tidak memperoleh pelepasan, terdorong dan tersimpan dalam alam bawah sadar, yang pada suatu ketika akan muncul kembali diatas sadar bila keadaan memungkinkan.
       Salah satu pendapat yang dikemukakan oelh Freud bahwa struktur pribadi manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu das es atau the id, yaitu berupa dorongandorongan yang pada dasarnya dorongan-dorongan tersebut membutuhkan pemenuhan, ingin muncul dan ingin keluar. Yang kedua adalah das ich atau the ego, yang merupakan sensor untuk menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya terutama dengan norma-norma. Yang ketiga, yaitu das uber ich atau the super ego, merupakan kata hati yang berhubungan dengan moral baik buruk.
       Dalam kehidupan bermasyarakat adanya norma-norma tertentu yang merupakan pedoman-pedoman yang membatsi gerak atau perilaku anggota masyarakat. Dengan adanya norma-norma itu sebagai anggota masyarakat yang baik tidak dapat berbuat seenaknya. Ini berarti bahwa norma-norma itu berfungsi menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, yaitu menyesuaikan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
       Atas dasar uraian diatas dapat dikemukakan salah satu analisis mengenai perbuatan massa adalah berdasarkan atas faktor psikologis yang mendasarinya, yaitu orang bertindak dalam massa atas dorongan-dorongan yang muncul dari bawah sadar yang semula ditekannya. Karena itu bila banyak hal ditekan merupakan suatu pertanda yang kurang baik, sebab pada suatu waktu dapat muncul dipermukaan bila keadaannya memungkinkan, slah satu bentuk adalah dalam massa.


Proses Dinamika Gerakan Massa
1.      Pemusatan perhatian
2.      Penciptaan suasana kebersamaan
3.      Pusat rasa kagum dan perasaan berada pada suatu massa
4.      Pemimpin membayar massa kemana aktivitas akan massa akan dituju


Sumber : 
Arishanti, K. 2005. "Psikologi Kelompok", Depok: Universitas gunadarma.
Sarwono, S. W. 2005. "Psikologi Sosial" psikologi kelompok dan terapan. Jakarta: PT Balai Pustaka (Persero).

Massa Pasif dan Massa Aktif



Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif, massa aktif disebut  mob, sedangkan massa pasif disebut audience. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan nyata misalnya dimontrasi, perkelahian massal dan sebagianya. Sedangkan pada tindakan yang nyata, misal orang-orang yang berkumpul untuk menjadi mob, sebaliknya mob dapat berubah menjadi audience.

Sumber:

Massa Abstrak dan Massa Konkrit


Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit.
Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir.
Sedangkan yang dimaksud dengan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
1.      Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
2.      Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.
3.      Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang  atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas.  Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.

Sumber:


Definisi Psikologi Massa


Manusia di samping sebagai mahluk pribadi juga sebagai mahluk sosial yang pada suatu waktu juga berhubungan dengan manusia lain, terkadang juga tergabung dalam suatu kelompok baik kelompok kumpulan orang-orang yang cukup besar maupun dalam suatu massa.
Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain sebagainya (Lih, Gerungan 1900).

Sumber:


Sabtu, 16 Oktober 2010

Alasan Individu Masuk Kelompok


Alasan individu masuk kelompok menurut para tokoh

v  Menurut Forsyth :
1.    Pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis
Berkisar sekitar makan,minum,rasa aman,harga diri seseorang, dll.
2.    Meningkatkan ketahanan yang adaptif
Adaptif sendiri berarti mampu menyesuaikan diri dengan alam atau lingkungan sekitar. Dalam hal kelompok kita bisa belajar mandiri didalam kelompok itu sendiri.
3.    Kebutuhan akan informasi
Didalam kelompok tentu lebih banyak informasi yang akan kita peroleh.
v  Menurut Shaw :
1.    Ketertarikan interpersonal
kecenderungan untuk mengevaluasi orang lain dengan penilaian positif secara konsisten
2.    Aktivitas kelompok
Aktivitas yang bisa membuat kita lebih bersosialisasi antar individu, melatih kerjasama tim atau kelompok yang tidak bisa kita lakukan sendiri.
3.    Tujuan Kelompok
Tiap-tiap kelompok pasti mempunyai tujuan yang berbeda masing-masing kelompoknya. Tapi mempunyai tujuan yang sama antar anggota pada setiap kelompoknya.
4.    Keanggotaan kelompok
Keanggotaan kelompok disini biasanya terjalin antara individu yang mempunyai hoby yang sama, tujuan yang sama atau bahkan lingkungan yang saling berdekatan.
5.    Efek instrumental dari keanggotaan kelompok.
kemudahan-kemudahan yang didapat dalam sebuah kelompok.

v  Menurut Robbins (1998) :
1.    Keamanan
Karena kelompok terdiri dari 2 atau lebih orang, pati mempunyai tingkat keamanan yang lebih dibandingkan dengan personal.
2.    Status
Mempunyai status social yang lebih beragam karena terdiri sebagai anggota kelompok tertentu.
3.    Penghargaan diri
Lebih tinggi penghargaan dirinya karena mempunyai jaringan social yang lebih.
4.    Pertalian
Dengan masuknya seseorang kedalam kelompok tertentu, tentu mempererat pertalian antara anggota individu yang satu dengan yang lainnya.
5.    Kekuasaan
Kekuasaan yang akan melatih sifat kepemimpinan setiap individu.
6.    Pencapaian tujuan
Dapat mencapai tujuan adalah kepuasan masal yang didapatkan pada suatu kelompok.

Aktivitas Kelompok


Bekerja/belajar bersama adalah pergaulan antar anggota kelompok, Anda :
* Membangun dan memberikan pendapat untuk suatu tujuan yang sehat
* Menambah pengertian Anda tentang suatu masalah:
pertanyaan-pertanyaan, wawasan dan penyelesaian
* Menanggapi, dan bekerja untuk mengerti pertanyaan-pertanyaan yang lain, wawasan, dan penyelesaian.
Setiap anggota kelompok berwenang berbicara kepada yang lain dan menyumbangkan dan mempertimbangkan sumbangan pikiran mereka.
* Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab terhadap Anda.
* Tergantung satu dengan yang lain, dan mereka tergantung pada Anda.
Bagaimana membentuk suatu kelompok belajar yang baik?
* Kegiatan kelompok dimulai dengan latihan, dan proses pengertian kelompok.
Seorang pengajar/pelatih memulai kegiatan dengan fasilitas diskusi dan alternatif (pilihan) usulan, tetapi tidak menentukan penyelesaian terhadap kelompok, khususnya mereka yang sulit bekerja dengan kelompok.
* Tiga hingga lima orang
Kelompok yang besar menimbulkan kesulitan untuk mempertahankan keterlibatan masing-masing.
* Pengajar- tugas kelompok
Fungsi tugas kelompok lebih baik daripada tugas mandiri
* Keragaman tingkat kemahiran, latar belakang, dan pengalaman
o Setiap individu memperkuat kelompok
o Setiap anggota kelompok bertanggung jawab bukan saja terhadap sumbangan pikirannya, melainkan juga membantu pengertian yang lain tentang sumber kekuatan mereka
o Anggota yang tidak beruntung dan tidak suka terhadap kebersamaan akan menyumbangkan dorongan wewenang yang proaktif.
o Belajar secara positif dipengaruhi oleh keragaman pandangan dan pengalaman, meningkatkan pilihan di dalam pemecahan masalah, memperluas jarak pertimbangan secara rinci.
* Kesepakatan setiap anggota untuk mencapai tujuan dapat ditentukankan dan dimengerti oleh kelompok
o Penilaian pasangan secara rahasia adalah cara terbaik untuk menaksir siapa yang terlibat atau yang tidak menyumbangkan pikiran.
o Kelompok berhak untuk mengeluarkan anggota yang tidak bekerja sama atau tidak berpartisipasi, apabila semua usaha perbaikan gagal.
(Orang yang dikeluarkan kemudian mencari kelompok yang lain yang menerimanya)
o Individu-individu dapat terhindar kalau mereka yakin mereka melakukan lebih banyak dengan sedikit bantuan dari yang lain.
(Orang ini dapat sering lebih mudah menemukan kelompok lain yang menerima sumbangan pikirannya)
* Membagi prinsip-prinsip tanggung jawab, ditentukan dan disetujui oleh setiap anggota kelompok.
* Semua ini termasuk:
1. Adanya kesepakatan, persiapan dan tepat waktu untuk pertemuan
2. Ada diskusi dan pemusatan perdebatan terhadap pokok persoalan, menghindari kritik perorangan
3. Bertanggung jawab membagi tugas dan melaksanakannya tepat waktu.
Anda mungkin perlu melaksanakan tugas-tugas dengan memiliki sedikit pengalaman, merasa tidak siap, atau bahkan berpikir yang lain dapat melakukan yang terbaik. Menerima tantangan, tetapi bersenanglah dengan keadaan bahwa Anda membutuhkan bantuan, latihan, pembimbing, atau berhenti dan mengerjakan tugas yang lain.
Proses:
* Mengacu pada Penuntun (Pedoman) Proyek Kelompok
* Susun tujuan, tetapkan bagaimana sering dan apa yang akan Anda komunikasikan, kemajuan penilaian, membuat keputusan, dan memecahkan konflik (pertikaian)
* Menetapkan sumber, khususnya seseorang yang dapat menyiapkan petunjuk, pengawasan, nasehat, dan bahkan penengah.
* Jadwal tinjauan kemajuan Anda dan komunikasi untuk mendiskusikan apa yang dikerjakan dan apa yang tidak dikerjakan.
* Kelompok-
kelompok yang bermasalah seharusnya diundang atau perlu dipertemukan dengan instruktur untuk mendiskusikan kemungkinan penyelesaian.

Jumat, 15 Oktober 2010

Efek Instrumental dari Keanggotaan Kelompok

Eefek instrumental keanggotaan adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri.Maksud dari efek instrumental ialah suatu komunikasi antar anggota dan pengaruh dari kebersamaan suatu kelompok.Orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang memilih kelompok karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok

Tujuan Kelompok

TUJUAN
TUJUAN (a goal) merupakan hasil akhir yang ingin dicapai individu ataupun kelompok yang sedang bekerja, atau secara ideal, tujuan merupakan hasil yang diharapkan menurut nilai orang-orang. Tujuan kelompok disusun berdasarkan mayoritas individu yang bekerja untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan terdiri dari tujuan jangka pendek (shortrange goals) yang merupakan batu loncatan untuk tujuan jangka panjang (long-range goals).

Tujuan merupakan pedoman dalam pencapaian program dan aktivitas serta memungkinkan untuk terukurnya efektivitas dan efisiensi kelompok. Komitmen anggota akan tergantung kepada ketertarikannya terhadap kelompok dan tujuan kelompok. Tingkat resiko dalam pencapaian tujuan kelompok harus ditetapkan dan dipantau secara hati-hati; resiko kegagalan yang moderat lebih memotivasi.

Penetapan Tujuan Kelompok
Dua cara penentapan tujuan kelompok:
1. Dalam pertemuan kelompok, pemimpin kelompok menyampaikan pandangannya tentang tujuan kelompok, kemudian setiap anggota menyampaikan tujuan pribadinya (alasan anggota bergabung ke dalam kelompok). Selanjutnya didiskusikan bersama kelompok, dan memutuskan tujuan kelompok.

2. Pemimpin kelompok mewawancarai setiap anggota kelompok -untuk mengetahui tujuan pribadinya dan menyampaikan pandangannya tentang tujuan kelompok, sebelum pertemuan kelompok yang pertama. Hasil wawancara disampaikan dalam pertemuan kelompok dan didiskusikan untuk menetapkan tujuan kelompok.

Sebuah kelompok akan lebih efektif jika :
1.      Tujuan jelas
2.      Opersional dan terukur.
3.      Anggota melihat tujuan kelompok relevan, dapat dicapai, bermakna, dapat diterima.
4.      Tujuan pribadi dan kelompok dapat dicapai melalui aktivitas dan tugas yang sama
5.      Tujuan dinilai menantang dan memiliki resiko kegagalan yang moderat
6.       Sumber yang dibutuhkan unutk pelaksanaan tugas tersedia
7.      Terdapat koordinasi yang tinggi diantara anggota
8.      Kelompok memiliki suasana yang lebih kooperatif dibandingkan kompetitif

Agar pencapaian tujuan efektif dilakukan:
·        Penetapan tujuan jangka panjang (long-range goals)
ditetapkan dengan ‘term´ yang measurable dan aperational.
·        Penetapan tujuan jangka pendek (short-range goals) dan menyusun prioritasnya berdasarkan kepentingannya dalam pencapaian tujuan jangka panjang

Sumber:

Ketertarikan Interpersonal


Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketertarikan interpersonal:

·        Daya tarik
·        Kedekatan
Kedekatan disini dalam arti dekat secara fisik atau lingkungan. Festinger (1950) menemukan bahwa persahabatan dalam sebuah kompleks perumahan bergantung ada dua faktor, yaitu: seberapa dekat rumah masing-masing dan kearah mana rumah menghadap. Hal yang membuat kedekatan ini terjadi karena:
Ø      Semakin dekat tempat, mungkin bertemu semakin sering.
Ø      Informasi tentang orang-orang yang berada di sekeliling anda lebih mudah didapat.
Ø      Kemungkinan untuk berinteraksi lebih besar
·        Merasa dekat/familiar
Salah satu alasan mengapa kedekatan dapat menciptakan rasa suka karena dapat meningkatkan perasaan familiar.
·        Kemiripan
Salah satu alasan kenapa kemiripan dapat menghasilkan rasa suka karena orang lebih menghargai opini dan pilihan mereka sendiri dan senang bersama orang yang mengabsahkan pilihannya. Walaupun demikian, kepribadian yang berlawanan dapat juga menarik jika saling melengkapi, terutama dalam hal dominasi (Markey, 2007), orang yang dominant akan lebih menyukai pasangan yang seringnya mengalah dan sebaliknya.
·        Social reward
Seseorang cenderung akan mengulangi tingkah lakunya jika mereka mendapatkan penghargaan atau keuntungan.

Sumber:

Massa


Jenis kelompok yang satu ini memiliki karakteristik tersendiri, yaitu :
·        sifat temporer,
·        mempunyai tujuan yang sama,
·        tidak berstruktur

Organisasi


Pengertian organisasi menurut para tokoh:

Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Organisasi
Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Pengorganisasian.
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Organisasi dibagi menjadi dua:
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Beberapa manfaat organisasi yaitu:
1. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.
2. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan ksatria.
3. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi.
4. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.
Sumber:


http://suryantara.wordpress.com/2007/12/08/definisi-dan-manfaat-organisasi/

Kelompok Kecil


Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu di antara mereka. Karakteristik kelompok kecil adalah sebagai berikut::
Pertama, kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan, jumahnya cukup kecil sehingga semua anggota bisa berkomunikasi dengan mudah sebagai pengirim maupun penerima. Yang penting untuk diingat adalah bahwa setiap anggota harus berfungsi sebagai sumber maupun penerima dengan relatif mudah.
Kedua, para anggota kelompok harus dihubungkan satu sama lain dengan beberapa cara. Orang-orang di dalam gedung bioskop bukan merupakan kelompok, karena di antara mereka tidak ada hubungan satu sama lain.
Ketiga, di antara anggota kelompok harus ada beberapa tujuan yang sama. Hal ini tidak berarti bahwa semua anggota harus mempunyai tujuan yang persis sama untuk menjadi anggota kelompok.
Keempat, para anggota kelompok harus dihubungkan oleh beberapa aturan dan struktur yang terorganisasi. Pada strukturnya ketat maka kelompok akan berfungsi menurut prosedur tertentu di mana setiap komentar harus mengikuti aturan yang tertulis.

Dyad

Dyad adalah kelompok yang terdiri dari 2 orang,yang mana didalamnya terdapat aktivitas dimana anggotanya dipasangkan dengan satu sama lain untuk mendiskusikan persoalan-persoalan atau untuk menyelesaikan suatu tugas.


Sabtu, 09 Oktober 2010

Eksperimen Laboratorium


Sebenarnya Eksperimen adalah metode peneltian yang ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasi satu atau 2 variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimen, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.

Contoh : meneliti efek diberikan diklat (pendidikan dan latihan) terhadap prestasi kerja karyawan. Dalam penelitian eksperimen ini maka pada satu kelompok diberikan diklat (kelompok ini kita sebut dengan kelompok eksperimental) dan pada kelompok yang lain tidak diberikan diklat (disebut kelompok kontrol). Sedangkan diklat itu sendiri disebut treatment (garapan). Lalu bagaimana kita mengukurnya ? Adalah dengan melihat hasil dari prestasi kerja karyawan setelah diberi diklat dalam waktu (periode) tertentu.

Eksperimen di dalam penelitian sosial tentunya tidak sama dengan eksperimen dalam laboratorium yang dilakukan oleh ahli ilmu eksakta. Laboratorium dalam penelitian sosial bisa ruangan kelas,pasar, kantor, kelompok manusia, dsb tanpa peralatan yang ada seperti dalam laboratorium sesungguhnya.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa peneliti dalam menggunakan metode eksperimen perlu menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang sering sulit dilaksanakan. Eksperimen di dalam penelitian sosial memang sulit dilakukan karena yang diteliti adalah gejala sosial. Padahal gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk diteliti. Artinya, peneliti sosial hanya meneliti gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat bukan menciptakan gejala sosial tersebut untuk diteliti.

Menyadari akan hal tersebut maka penelti ilmu sosial dalam bereksperimen berusaha menyamakan atau menyeragamkan situasi dan konsidi hubungan variabel-variabel yang diteliti.

Inilah gambaran sederhana tentang pemahaman metode ekperimen. Tetapi pada kenyataannya, tidak sesederhana itu. Dalam penelitian-penelitian sosial, desain metode eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat karena banyak variabel luar yang ikut berpengaruh dan sulit mengontrolnya. Prestasi kerja (dalam contoh di atas) ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh diklat saja tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti motivasi, lingkungan kerja, dsb.

Eksperimen di dalam penentilitian sosial tentunya tidak sama dnegna eksperimen dalam laboratorium yang dilakukan oleh ahli ilmu eksakta. Laboratorium dalam peneitian sosial bisa ruangan kelas,pasar, kantor, kelompok manusia, dsb tanpa peralatan yang ada seperti dalam laboratorium sesungguhnya.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa peneliti dalam menggunakan metode eksperimen perlu menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang sering sulit dilaksanakan. Eksperimen di dalam penelitian sosial memang sulit dilakukan karena yang diteliti adalah gejala sosial. Padahal gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk diteliti. Artinya, peneliti sosial hanya meneliti gejala-gejala sosial yang ada dalam masyarakat bukan menciptakan gejala sosial tersebut untuk diteliti.

Menyadari akan hal tersebut maka penelti ilmu sosial dalam bereksperimen berusaha menyamakan atau menyeragamkan situasi dan konsidi hubngan variabel-variabel yang diteliti.


Kelompok Efektif dan Tidak Efektif


Kelompok Efektif
Dalam sebuah kelompok yang efektif dapat kita saksikan adanya dua kategori perilaku anggota kelompok, yaitu :
  1. perilaku yang berorientasi pada tugas;
  2. perilaku yang berorientasi pada pemeliharaan hubungan anggota kelompok
Perilaku yang  berorientasi pada tugas, selalu berupaya mengingatkan dan mengajak anggota kelompok untuk mewujudkan pencapaian tujuan organisasi. Kenyataan ini dapat dilihat dari aktivitas anggota kelompok dalam melakukan kerja kelompok, antara lain :
  1. Mengambil inisiatif, antara lain mengajukan pendapat baru, merumuskan dan memberi pengertian baru terhadap masalah, sehingga menjadi lebih jelas, menunjukkan kelemahan masalah, mengusulkan pemecahan masalah.
  2. Mencari informasi, antara lain meminta penjelasan terhadap saran yang diajukan, meminta tambahan informasi atau fakta/data.
  3. Mengumpulkan pendapat, antara lain menanyakan ekspresi perasaan anggota, usul atau ide para anggotanya terhadap suatu masalah.
  4. Memberi informasi, antara lain menyajikan fakta dan memberikan kesimpulan dengan ilustrasi pengalamannya sehubungan dengan masalah yang dihadapi kelompok.
  5. Mencari pendapat, antara lain menanyakan pendapat atau keyakinan anggota tentang suatu saran, terutama yang terkait dnegan nilai-nilai, bukan fakta.
  6. Mengolah informasi, yaitu menjelaskan, memberi contoh, menafsirkan dan menggambarkan akibat yang bisa terjadi apabila saran dilaksanakan.
  7. Mengkoordinasikan, antara lain menyatukan berbagai pendapat atau saran, mengintegrasikan aktivitas anggota-anggota atau sub-subkelompok.
  8. Menyimpulkan, antara lain menyimpulkan pendapat atau saran yang saling berhubungan, dan mengulang saran tersebut setelah kelompok selesai mendiskusikannya.
Perilaku yang berorientasi pada pemeliharaan kelompok, selalu berupaya mengingatkan dan mengajak anggota kelompok untuk mempertahankan keutuhan kelompok.
Kenyataan ini dapat dilihat dari aktivitas anggota kelompok dalam melaksanakan kerja kelompok, antara lain :
  1. Mendorong pemeliharaan hubungan, seperti mudah berteman, ramah, cepat tanggap, menghargai, menyetujui dan menerima pendapat orang lain.
  2. Mendorong keterlibatan anggota, dengan berusaha agar semua anggota terlibat dalam pembicaraan, misalnya menyatakan : Bapak/Ibu A belum kita dengar pendapatnya, atau meminta setiap anggota membatasi pembicaraannya, agar semua anggota mendapat kesempatan untuk mengemukakan pikirannya.
  3. Membuat norma kerja, yaitu mengusulkan adanya kesepakatan tentang norma kerja kelompok untuk kelancaran dan ketertiban pertemuan/diskusi, menilai dan mengambil keputusan serta untuk memperingatkan kelompok bila norma tersebut dilanggar.
  4. Mengikuti kesepakatan, yaitu menyatakan menerima pendapat si A, sependapat dengan keputusan kelompok, dan menjadi seorang pendengar yang baik selama proses diskusi berlangsung.
  5. Mengekspresikan pendapat kelompok, yaitu berusaha menyimpulkan perasaan kelompok dan menguraikan reaksi kelompok terhadap suatu pendapat atau keputusan.
Kelompok yang kurang efektif
Dalam sebuah kelompok yang kurang efektif dapat kita saksikan adanya perilaku anggota yang berorientasi pada dirinya sendiri, yaitu antara lain :
  1. Menentang : mengeritik, menyalahkan orang lain, menunjukkan sikap menentang kelompok atau perorangan, dan merendahkan orang lain.
  2. Menghalangi, antara lain menghalangi kemajuan kelompok dalam mencapai sasarannya dengan membelok-belokkan pembicaraan ke arah lain, mengutarakan pendapat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan topik yang sedang dibicarakan, bicara terlalu banyak yang menimbulkan kesan ingin mendapat pujian.
  3. Mendominasi, antara lain memborong pembicaraan dalam kelompok dengan menekankan pendapatnya sendiri, tidak menghargai pendapat orang lain dalam kelompok, tidak memperhatikan perasaan orang lain, sehingga terkesan ingin menonjolkan diri serta menjadikan kelompok sebagai alat untuk menguji pendapatnya saja.
  4. Menyaingi, antara lain selalu berusaha mengajukan pendapat lebih dulu dari orang lain, bersaing untuk mengemukakan ide atau pendapat yang paling bagus, mencari muka pada pimpinan.
  5. Mencari simpati, antara lain mencoba mempengaruhi anggota lain agar menjadi tertarik pada suatu persoalan tertentu atau tertarik pada kegagalan kelompok, menciptakan situasi untuk mendapatkan dukungan dari anggota lain.
  6. Menyokong pendapat tertentu, antara lain mengajukan atau mendukung pendapat tertentu yang berkaitan dengan kepentingan atau falsafah hidupnya.
  7. Mengganggu proses, antara lain sering melucu, menampilkan mimik tertentu serta menginterupsi pembicaraan dan pekerjaan kelompok dengan pemikiran yang kurang relevan.
  8. Mencari nama, yaitu coba untuk mengarahkan semua perhatian anggota kelompok padanya, antara lain dengan bicara keras, mengemukakan pendapat yang ekstrem dan berperilaku aneh-aneh.
  9. Berbuat acuh tak acuh, antara lain : berperilaku pasif, bersikap masa bodoh, tak peduli terhadap situasi kelompok, melamun, berbisik-bisik dengan orang lain, lari dari topik pembicaraan yang sedang dibahas. (Sumber : Pusdiklat Depnaker, 1989)
Adanya perilaku yang berorientasi pada diri sendiri ini tidak selamanya jelek, kadang-kadang ada yang bermanfaat, antara lain :
  1. untuk menguji agar keputusan kelompok betul-betul melalui suatu proses yang kompleks;
  2. dalam proses dinamika kelompok, perilaku yang berorientasi pada diri sendiri ini justru menjadi bahan pembelajaran yang baik bagi anggota kelompok. Tentu saja proses ini harus didahului dengan terciptanya iklim keterbukaan dalam kelompok.

Perbandingan Teori-Teori


PERBANDINGAN TEORI BELAJAR BEHAVIOR, KOGNITIF, HUMANISTIK, DAN SIBERNETIK

KONSEP
BEHAVIOR
KOGNITIF
HUMANISTIK
SIBERNETIK
PENGER-TIAN
Belajar: perubahan perilaku, bila mampu menunjukkan perubahan perilaku;
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (yang tidak selalu berupa perubahan perilaku)
Tujuan ”memanusiakan manusia”, lambat laun dapat mengaktualisa-sikan dirinya, eklektif.
Berkembang sejalan dengan ilmu informasi. Belajar adalah pengo-lahan informasi.
PEMBE-LAJARAN
Stimulus dan respon, apa yang terjadi pada diri indi-vidu tidak diperhatikan faktor lain penguatan atau “reinforcement” (positif dan negatif); Pelopor : Pavlov, Thorndike, Skinner, Guthrie, Hull, Watson.
Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan penge-tahuan didalam dirinya, dan tertata dalam bentuk “struktur kognitif”, pembelajaran akan berhasil bila materi baru bersinambung dengan stuktur kognitif yang sudah ada. Ada tiga teori (1) Perkembangan Piaget, (2) Kognitif Bruner, dan (3) Bermakna Ausubel
Terwujud teori Bloom dan Krathwohl (taksonomi: kognitif, afektif, dan psikomotor) ; Kolb dengan “belajar 4 tahap: konkrit, aktif reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif); Honey dan Mumford (dengan 4 Tipe Mhs: aktifis, reflektor, teoris, dan prag-matis); Habermas (dengan 3 Tipe Belajar: Teknis, Praktis, dan Emansipatoris)
Pembelajaran berlang-sung sejalan dengan “Sistem informasi”. Tidak ada satu pun  cara belajar ideal untuk segala situasi. Landa (pendekatan “algorit-mik”,dan “heuristik); Pask dan Scott (tipe mhs : “wholist”, dan “serialist”).
KRITIK
Kurang mampu menjelas-kan proses belajar yang kompleks; hasil belajar tidak hanya bisa obervable terlalu menyederhanakan masalah belajar yang se-sungguhnya, tidak semua hasil belajar bisa diamati.
Lebih dekat kepada Psikologi daripada teori belajar, aplikasi dalam pembelajaran tidak mu-dah. Kurang bisa memahami struktur kognitif mhs, apalagi kalau dipilah menjadi bagian yang diskrit. Pada tahap lanjut (advanced) sulit memahami dan mengidentifikasi pengetahuan dan pengalaman mhs yang sudah ada dan dimiliki.
Sukar diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Terlau dekat dengan dunia filasafat.
Karena lebih menekan-kan kepada sistem in-formasi yang akan di-pelajari, kurang terha-dap proses pembela-jaran berlangsung. Sulit untuk dipraktekkan

KONSEP
BEHAVIOR
KOGNITIF (Piaget)
HUMANISTIK
SIBERNETIK
APLIKASI
  1. Menentukan tujuan
  2. Materei pelajaran
  3. Mengkaji sistem informasi (materi)
  4. Menyusun sesuai de-ngan sist. Informasi
  5. Menyajikan materi dan membimbing mhs dengan pola sesuai materi pela-jaran
  6. Menentukan tujuan
  7. Menentukan materi pelajaran
  8. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari secara aktif (dengan bimbingan minimum dari dosen)
  9. Menentukan dan merancangkegiatan belajar yang cocok untuk topik-topik yang kaan dipelajari mahasiswa.
  10. Mempersipakan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya.
  11. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
  12. Menentukan tujuan instr.
  13. Menentukan materi pelajaran
  14. Mengidentifkasi “entry behavior” mahasiswa
  15. Mengidentifikasi topik-topik
  16. Mendesain wahana yang akan digunakan untuk belajar
  17. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
  18. Membimbing mahasiswa memahami hakekat makna dan pengalaman belajar
  19. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut
  20. Membimbing mahasiswa sampai mampu mengaplikasi-kan konsep-konsep baru ke situasi baru.

10.  Mengevaluasi proses dan hasil belajar


sumber:
http://eko13.wordpress.com/2010/02/16/perbandingan-teori-belajar/

Rabu, 06 Oktober 2010

Studi Simulasi Komputer


Simulasi adalah program (software) komputer yang berfungsi untuk menirukan perilaku
sistem nyata (realitas) tertentu. Tujuan simulasi antara lain untuk pelatihan (training),
studi perilaku sistem (behaviour) dan hiburan / permainan (game).
Beberapa contoh simulasi komputer, antara lain : simulasi terbang (flight simulation),
simulasi sistem ekonomi makro, simulasi sistem perbankan, simulasi antrian layanan bank
(service queue), simulasi game strategi pemasaran (market game), simulasi perang (war
game simulation), simulasi mobil (car simulation), simulasi tenaga listrik (power plan sim-
ulation), simulasi tata kota (sim city).
Simulasi waktu nyata (real time) merupakan bagian dari ilmu informatika (teknologi
informasi) yang sedang berkembang sangat pesat saat ini.

Proses tahapan dalam mengembangkan simulasi komputer adalah sebagai berikut :
a. Memahami sistem yang akan disimulasikan
b. Mengembangkan model matematika dari sistem
c. Mengembangkan model matematika untuk simulasi
d. Membuat program (software) komputer
e. Menguji, memverifikasi dan memvalidasi keluaran simulasi
f. Mengeksekusi program simulasi untuk tujuan tertentu.

sumber:
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:hh5CCQQCXTAJ:www.stmik-im.ac.id/userfiles/it_sim05.pdf+studi+simulasi+komputer&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjR6c5pL7Brx9UufcX4BX7ywsQ8v8yPSgz0gjuHZovwGxzEY0YRSV-eqhtUN7jYcdwfbmIFbp8Ld6HOs9-sWzRyrZE4sacFAf3Ur6HWy9WF2MdRl6SqS-uDCzVfKhJUaVwqEOdH&sig=AHIEtbTXpxz6a2LX-eTAiZt1fmsgHDtBfA