Sabtu, 09 Oktober 2010

Perbandingan Teori-Teori


PERBANDINGAN TEORI BELAJAR BEHAVIOR, KOGNITIF, HUMANISTIK, DAN SIBERNETIK

KONSEP
BEHAVIOR
KOGNITIF
HUMANISTIK
SIBERNETIK
PENGER-TIAN
Belajar: perubahan perilaku, bila mampu menunjukkan perubahan perilaku;
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (yang tidak selalu berupa perubahan perilaku)
Tujuan ”memanusiakan manusia”, lambat laun dapat mengaktualisa-sikan dirinya, eklektif.
Berkembang sejalan dengan ilmu informasi. Belajar adalah pengo-lahan informasi.
PEMBE-LAJARAN
Stimulus dan respon, apa yang terjadi pada diri indi-vidu tidak diperhatikan faktor lain penguatan atau “reinforcement” (positif dan negatif); Pelopor : Pavlov, Thorndike, Skinner, Guthrie, Hull, Watson.
Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan penge-tahuan didalam dirinya, dan tertata dalam bentuk “struktur kognitif”, pembelajaran akan berhasil bila materi baru bersinambung dengan stuktur kognitif yang sudah ada. Ada tiga teori (1) Perkembangan Piaget, (2) Kognitif Bruner, dan (3) Bermakna Ausubel
Terwujud teori Bloom dan Krathwohl (taksonomi: kognitif, afektif, dan psikomotor) ; Kolb dengan “belajar 4 tahap: konkrit, aktif reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif); Honey dan Mumford (dengan 4 Tipe Mhs: aktifis, reflektor, teoris, dan prag-matis); Habermas (dengan 3 Tipe Belajar: Teknis, Praktis, dan Emansipatoris)
Pembelajaran berlang-sung sejalan dengan “Sistem informasi”. Tidak ada satu pun  cara belajar ideal untuk segala situasi. Landa (pendekatan “algorit-mik”,dan “heuristik); Pask dan Scott (tipe mhs : “wholist”, dan “serialist”).
KRITIK
Kurang mampu menjelas-kan proses belajar yang kompleks; hasil belajar tidak hanya bisa obervable terlalu menyederhanakan masalah belajar yang se-sungguhnya, tidak semua hasil belajar bisa diamati.
Lebih dekat kepada Psikologi daripada teori belajar, aplikasi dalam pembelajaran tidak mu-dah. Kurang bisa memahami struktur kognitif mhs, apalagi kalau dipilah menjadi bagian yang diskrit. Pada tahap lanjut (advanced) sulit memahami dan mengidentifikasi pengetahuan dan pengalaman mhs yang sudah ada dan dimiliki.
Sukar diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Terlau dekat dengan dunia filasafat.
Karena lebih menekan-kan kepada sistem in-formasi yang akan di-pelajari, kurang terha-dap proses pembela-jaran berlangsung. Sulit untuk dipraktekkan

KONSEP
BEHAVIOR
KOGNITIF (Piaget)
HUMANISTIK
SIBERNETIK
APLIKASI
  1. Menentukan tujuan
  2. Materei pelajaran
  3. Mengkaji sistem informasi (materi)
  4. Menyusun sesuai de-ngan sist. Informasi
  5. Menyajikan materi dan membimbing mhs dengan pola sesuai materi pela-jaran
  6. Menentukan tujuan
  7. Menentukan materi pelajaran
  8. Menentukan topik-topik yang mungkin dipelajari secara aktif (dengan bimbingan minimum dari dosen)
  9. Menentukan dan merancangkegiatan belajar yang cocok untuk topik-topik yang kaan dipelajari mahasiswa.
  10. Mempersipakan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya.
  11. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
  12. Menentukan tujuan instr.
  13. Menentukan materi pelajaran
  14. Mengidentifkasi “entry behavior” mahasiswa
  15. Mengidentifikasi topik-topik
  16. Mendesain wahana yang akan digunakan untuk belajar
  17. Membimbing mahasiswa belajar secara aktif
  18. Membimbing mahasiswa memahami hakekat makna dan pengalaman belajar
  19. Membimbing mahasiswa membuat konseptualisasi pengalaman tersebut
  20. Membimbing mahasiswa sampai mampu mengaplikasi-kan konsep-konsep baru ke situasi baru.

10.  Mengevaluasi proses dan hasil belajar


sumber:
http://eko13.wordpress.com/2010/02/16/perbandingan-teori-belajar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar